Versi Teks Naruto Chapter 627
Sebelumnya :
Naruto Chapter 626
Hashirama telah selesai dengan dongeng masa lalunya, lalu bagaimanakah
reaksi Sasuke? "Shinobi adalah orang yang memikul beban untuk memperoleh
tujuan mereka..."
"Tujuanku adalah untuk membangun desa, tapi Madara telah menemukan hal
lain." ucap Hashirama, "Apa yang di awal Orochimaru katakan, aku tak
yakin dia maksud dengan Madara hidup kembali dan mencoba untuk
memusnahkan shinobi dari dunia ini...."
"Mugen Tsukuyomi." ucap Sasuke. "Desa, Shinobi, negara, orang-orang,
semua akan bernasib sama. Semuanya akan terjebak di dalam genjutsunya,
dan akan dikendalikan sesuka hatinya. Apa yang kakakku dan adik madara
coba untuk lindungi, semua akan menjadi sia-sia."
Yang lain terdiam, sementara Sasuke terus melanjutkan kata-katanya.
"Kakakku adalah orang yang mewarisi tekadmu, Hashirama, meskipun dia tak
pernah mendengar tentangnya darimu. Dia memikul beban yang jauh lebih
berat darimu. Dan dia mati dengan bangga sebagai shinobi Konoha. Ironis
kan, pada akhirnya shinobi yang paling mengertimu adalah klan Uchiha."
"Yang berkorban bukan hanya kakakmu. Di antara shinobi binaanku,
terdapat lelaki seperti dia, namanya Uchiha Kagami." ucap hokage kedua.
"Hokage kedua, bukankah kau membenci Uchiha?" tanya Sasuke.
"Tidak juga." sahut hokage kedua, "Aku hanya berpikir kalau kita harus
waspada terhadap klan yang mengancam desa, dan Uchiha adalah yang paling
perlu untuk diwaspadai. Tapi, tak bisa dipungkiri kalau mereka juga
memberi pengabdian yang tinggi terhadap desa. Dan selain mereka, ada
banyak lagi shinobi Uchiha yang seperti kakakmu dan Kagami, shinobi yang
melewati batas klan mereka dan melakukan banyak hal demi desa."
"Saudaraku berpikir kalau desa adalah sesuatu yang dapat menghubungkan
batas-batas antara klan. Tapi pada akhirnya, itu tidaklah sesederhana
itu. Kakakku terlalu lembut, dan Madara terlalu berbahaya. Peranku
sebagai hokage kedua adalah untuk menjadi mediasi antara mereka,
melindungi dan sekaligus memperkuat desa."
"Putra Uchiha Kagami adalah Uchiha Shisui." ucap hokage ketiga, "Dia
dalah sahabat kakakmu. Sepertiku, ada banyak orang yang mewarisi tekad
api dari hokage pertama. Tapi mungkin akulah yang paling lembut di
antara mereka, sampai-sampai aku tak mampu melajutkan pekerjaan hokage
kedua dengan benar. Untuk itu, aku memberi kuasa pada Danzou untuk
mengurus bagian gelap dari desa."
Sejenak Sasuke terdiam dan kemudian berkata, "Aku juga telah membunuh
Danzou untuk membalas dendam. Meski pada akhirnya, dia mengatakan kalau
dia akan melakukan apapun demi melindungi desa."
"Sepertinya sebagai hokage apa yang telah kuperbuat adalah kesalahan.
Semua yang terjadi di luar sekarang adalah tanggung jawabku." ucap
hokage ketiga.
"Tidak, itu bukanlah salahmu." ucap hokage keempat. "Semua yang kalian
lakukan adalah demi desa. Aku mati saat Kyuubi menyerang desa. Kau
mengharapkanku sebagai hokage, tapi aku malah mati terlalu cepat."
"Dia menolakku dan malah memilihmu, semua orang menyayangkan hal itu."
ucap Orochimaru. "Tuan Orochimaru, apa kau curhat?" "Yah, sedikit,
mumpung ada di hadapan Hokage ketiga." ucap Orochimaru.
"Kalau saja aku masih hidup, mungkin aku bisa menghentikan rencana
pemberontakan klan Uchiha dengan cara yang berbeda." ucap hokage
keempat.
"Jadi, Sasuke, apa yang akan kau lakukan?" tanya Orochimaru, "Apakah kau akan menghancurkan desa, atau..."
Sasuke terdiam, dengan begitu banyak pertimbangan tercipta di otaknya.
Sasuke teringat kata-kata Itachi, kata-kata terakhir sebelum ia pergi,
Sasuke terus memikirkannya, terus, sampai akhirnya Sasuke membuka mata
dan memutuskan untuk, "Aku akan menuju pertempuran."
"Aku tak akan membiarkan desa ini... pengorbanan kakakku menjadi sia-sia."
Orang-orang terdiam, dan kemudian Hashirama berkata, "Baiklah! Tobirama, ayo bersiap untuk keluar!!"
"Kita tak bisa menggunakan Hiraishin, kita sedang tersegel." ucap hokage
kedua. "Orochimaru, apa yang kau lakukan!?" bentak hokage pertama,
"Bukankah tadi kau bilang kalau kau akan berada di sisi Sasuke?"
"Tentu saja, tapi aku juga mau ikut." ucap Orochimaru.
"Ju-Juugo?" Suigetsu menanyakan pendapat Juugo. "Tentu saja aku juga, bagaimanapun menjaga Sasuke adalah tugasku." ucap Juugo.
"Empat zombie terkuat ditambah tiga monster, kalau aku tetap bersama
mereka, bisa-bisa aku mati." pikir Suigetsu, "Aku harus mencari cara
untuk kabur..."
Setelahnya, merekapun keluar. "Oooh!!! Sungguh pemandangan yang
kurindukan!!" ucap Hokage pertama, karena bagaimanapun sudah sangat lama
ia tak melihat Konoha. Meski tentu banyak hal telah berubah, namun
kesan Konoha tetap ada.
"Sekarang saatnya!" pikir Suigetsu dan kemudian berniat untuk kabur.
Tapi tiba-tiba, seorang perempuan melesat ke arahnya dan langsung
menendang Juugo. Dan ternyata, itu adalah Karin. Karin melampiaskan
kekesalannya terhadap Sasuke pada Suigetsu.
"Oh, muncul lagi satu percobaanku." ucap Orochimaru.
"Karin?"
"Aku tak akan memaafkanmu!!" teriak Karin.
"Maaf, Karin..." ucap Sasuke.
"SI-sial!! Jangan kira aku akan memaafkanmu semudah itu!!" ucap Karin
dengan wajah memerah. Meski berkata tak akan memaafkannya, namun dari
wajahnya terlihat jelas kalau dia masih mengharapkan Sasuke.
"Kalian tahu, Sasuke menusukku, dan lalu... Hei, tuan Orochimaru!?"
"Aku juga, tapi sekarang aku berpihak padanya, kau juga harus bekerja sama." ucap orochimaru.
"Siapa dia?" tanya hokage pertama, "Dari chakranya, dia pasti berasal dari klan Uzumaki." ucap hokage kedua.
"Ba-baiklah kalau begitu..." Karin bersandar di pundak Sasuke.
"Empat zombie terkuat, tiga monster, dan sekarang tambah lagi satu orang
bodoh, aku yakin Madara pasti terkejut." pikir Suigetsu.
"Orochimaru, kenapa kau memutuskan untuk bekerja sama dengan Sasuke?"
tanya hokage ketiga, "Bukankah kau mencoba untuk menghancurkan desa..."
"Ketika aku masih di dalam Kabuto, aku menyadari kalau apa yang dia
lakukan, yaitu benar-benar hanya meniruku, adalah kesalahan. Sekarang,
aku tertarik pada jalan berbeda Sasuke. Tidak seperti Kabuto, dia tidak
mencoba untuk meniruku." sahut Orochimaru.
"Hokage!! dari puncak patung wajah yang telah sekian lama menyaksikan
desa, ayo kita lihat desa kita lebih dekat lagi!" teriak hokage pertama.
Dan kemudian secepat kilat, mereka melesat menuju puncak patung wajah
masing-masing.
"Akhirnya aku bisa bertemu dengan putraku. Sebagai ganti apa yang selama
ini tak pernah kuberikan padamu sebagai seorang ayah, aku akan membawa
hadiah yang besar untukmu." ucap hokage keempat.
"Perang pertamaku sejak begitu lama, aku harus tetap fokus." ucap hokage ketiga.
"Madara, kali ini aku akan mengalahkanmu." ucap hokage kedua.
"Aku tahu ini buruk, tapi aku penasaran ingin segera bertemu dengan teman lamaku." ucap hokage pertama.
Tap, tap...
Satu per satu hokage telah berdiri di patung wajah masing-masing.
"Tiap generasi memiliki perangnya sendiri, tapi ini akan menjadi
pertempuran terakhir! Ayo maju!!" dan akhirnya prajurit terkuatpun
bersiap untuk maju ke medan perang.