Kamis, 28 Maret 2013

Naruto Chapter 625

Alur Teks Naruto Chapter 625 - Impian
Sebenarnya

Hashirama tentu saja kaget ketika mendengar
pilihan yang Madara tawarkan. Orang-orang Senju
bahkan lebih kaget lagi, dan berkata, "Membunuh
adikmu atau membunuh dirimu sendiri, pilihan
macam apa itu, hah!?" Sat! Hashirama memberi aba-aba dengan
tangannya supaya mereka diam. Ia ingin
memikirkannya sendiri. Tapi, Tobirama tetap
berbicara. "Lelaki ini gila." ucapnya. "Apa
rencanamu sekarang, kakak? Apa kau akan
membunuhku? Atau kau mau bunuh diri seperti omong kosong yang lelaki ini katakan? Bodoh
sekali. Jangan dengarkan dia, kakak!" Tobirama mendesak kakaknya. Tapi secara
mengejutkan, Hashirama malah berkata pada
madara, "Terimakasih, Madara. Kau memang
orang yang simpatik." Naruto Chapter 625 - Mimpi yang Sebenarnya by Beelzeta Setelah pertempuran yang berlangsung begitu
lama, akhirnya Uchiha dan Senju menyatukan
kekuatan. Hari itu adalah awal bagi perdamaian
antara kedua belah pihak. Bagi Hashirama, hari itu
seperti mimpi. Tak akan ada lagi orang yang
menjadi korban, tak akan ada lagi anak kecil yang mati... Setelahnya mereka mulai membangun desa.
Kemudiam, mereka juga bekerja sama dengan
negara api guna membuat sebuah negara yang
damai, yang menganggap negara dan desa
berada pada tingkat yang sama. Mimpi sejak kecil
Hashirama, akhirnya menjadi kenyataan. "Apa kau masih ingat?" Hashirama dan Madara
dewasa berdiri di puncak bukit batu sambil
melihat ke arah desa yang telah mereka bangun.
"Saat kita berbicara di sini, saat kita masih anak-
anak..." "Ya.." sahut Madara. "Kupikir itu hanya mimpi. Aku bisa saja
melakukannya kalau aku mau, tapi..."
"Mimpi itu akan menjadi kenyataan." ucap
Hashirama. "Kepala shinobi, yang akan melindungi
negara api dari bayangan. Hokage ... bagaimana
menurutmu?" "Apa itu?" tanya Madara.
"Negara api meminta agar kita memutuskan
seorang pemimpin untuk desa ini. Aku ingin kau
menjadi pemimpinnya, menjadi Hokage." ucap
Hashirama. "Kau memang sudah tidak memiliki
saudara lagi. Tapi, aku ingin kau menganggap semua shinobi yang ada di desa ini sebagai
saudaramu. Aku ingin kau menjaga mereka." "Aku... aku bahkan tak mampu menjaga adikku
yang sebenarnya." ucap Madara.
"Ayolah, tak ada waktu untuk menyesali hal itu."
ucap Hashirama. "Lalu, selain Uchiha dan Senju,
klan Sarutobi dan Shimura juga ingin menjadi
rekan kita." "Mustahil... apa kau serius?"
"Ya. Dan tidak cuma mereka. Selanjutnya desa
pasti akan terus tumbuh. Kemudian, kita harus
memberi desa ini nama. Apa kau punya ide?" Madara yang kebetulan sedang membawa daun
yang tengahnya berlubang sejenak terdiam.
Kemudian melalui lubang di daun itu, ia melihat ke
arah desa. Lalu ide muncul, "Desa... yang
tersembunyi di balik daun, konoha. Bagaimana
menurutmu?" "..." Hashirama tertunduk suram. "Sederhana
sekali... tak ada pelesetannya sama sekali..." "Hei, istilah Hokage yang kau buat juga sama,
kan!?" bentak Madara. "Dan ngomong-ngomong,
apa sampai sekarang kau masih suka depresi
seperti itu???" Memang butuh waktu yang lama, tapi saat itu
Hashirama merasa kalau pada akhirnya mereka
akan bisa menjadi teman yang akrab untuk
selamanya. "Apakah hokage akan selalu berada di desa dan
menjaganya?" tanya Madara.
"Ya, tapi tak hanya itu." sahut Hashirama. "Dengan
tumbuhnya desa, hokage pasti akan menjadi
semakin sibuk. Itulah kenapa aku ingin mengukir
wajahmu di batu besar ini, sebagai simbol kalau kau akan selalu melindungi desa." "Mulai dari sekarang, kita akan menggunakan
sistem demokrasi. Apa kau keberatan dengan itu,
kakak?" "Tidak, tidak apa." ucap Hashirama. Pada akhirnya, yang menjadi hikage adalah
Hashirama, dan wajahnya telah dipahat pada bukit
batu besar yang ada di pinggir desa. Suatu ketika pada awal-awal masa jabatannya,
Hashirama pernah diajak oleh Madara ke
monumen Uchiha, tempat yang sebenarnya hanya
klan Uchiha yang diperbolehkan untuk masuk. "Monumen batu ini telah diwariskan dari generasi
ke generasi, dan tak pernah ditunjukkan pada
klan lain. Ini adalah monumen spesial, yang untuk
membacanya kau harus menggunakan teknik
mata. Sejauh yang bisa kubaca sekarang,
monumen ini mengatakan... Untuk mencapai kestabilan, seorang desa dibagi menjadi Yin dan
Yang. Aksi dari kedua kekuatan yang berlawanan
ini menciptakan segala sesuatu yang ada di alam." "Logika ini berlaku pada apapun." ucap Madara
lagi. "Dengan kata lain, ini mengatakan kalau dua
kekuatan berlawanan itu menggabungkan
kekuatan, kebahagiaan yang sesungguhnya akan
bisa diraih. Akan tetapi, terdapat penafsiran lain..." "!?" "Hashirama, apa kau pikir aku tak tahu?" "Serahkan Tobirama padaku!" ucap Hashirama
sebelum Madara melanjutkan perkataannya. "Aku
tak bisa melakukannya tanpamu. Sebagai tangan
kanan hokage, sebagai saudaraku, bekerja
samalah denganku. Orang-orang akan mulai
mengerti dirimu. Dan saat itu, kau akan menjadi hokage kedua." "Mungkin juga adikmu Tobirama yang menjadi
hokage kedua." ucap Madara. "Dan jika itu terjadi,
klan Uchiha akan dimusnahkan. Karena tahu hal
itu, aku memberitahu anggota klan Uchiha lainnya
agar mereka segera keluar dari desa. Tapi, tak
seorangpun mau mendengar kata-kataku." "Aku tak bisa melindungi adikku, dan sekarang
mungkin aku juga tak akan bisa melindungi
klanku. Meskipun aku sudah berjanji pada adikku,
anggota klanku tak mau mempercayaiku, walau
aku ingin melindungi mereka." "Itu tidak benar, semuanya pasti akan menyadari
kalau..." "Mungkin saat itu, aku harus memerintahkanmu
untuk membunuh adikmu." ucap Madara. "Kau
berkata kalau aku adalah saudara. Tapi demi desa,
kau akan membunuhku atau dia?" Hashirama terdiam. "Aku mengerti posisimu." ucap Madara lagi. "Tapi,
aku tak bisa melakukannya lebih dari ini. Aku...
aku akan pergi meninggalkan desa. Aku telah
menemukan jalan lain. Setelah kita sama-sama
menunjukkan tekad kita, aku sadar... kerja sama
hanyalah pertarungan diam-diam." "Itu tidak benar! Aku tak akan membiarkanmu!!"
ucap Hashirama.
"Itu tergantung bagaimana caramu melihat
kenyataan, Hashirama! Ayo kita berhenti bersikap
merendahkan diri. Setidaknya... Lebih baik bagi
kita melihat dunia ini hanya sebagai hiburan saja." "Apa kau mendengarku, madara!?" Madara terus berbicara, "Kau adalah satu-satunya
yang bisa bersaing denganku. Sementara aku
berjalan menuju mimpiku yang sesungguhnya...
Aku akan menikmati pertarungan denganmu." Sejak saat itu, Madara benar-benar berubah
menjadi iblis. Sumber : http://www.beelzeta.com/2013/03/
versi-teks-naruto-chapter-625-bagian-2.html#
ixzz2OnBiUpx8

Ma'af saya tidak menyertakan sama gambarnya, soalnya lagi posting pakai HP

0 komentar:

Posting Komentar

Ninja Shuriken and Kunai
Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Followers

About Me

Cari Artikel Blog

Efek Blog